Siapa yang tidak kenal serabi? Ya, cemilan asal Bandung ini cukup banyak peminatnya. Tak hanya warga asal Bandung, warga dari berbagai suku yang ada di Jakarta pun menyukainya. Penganan berbentuk bulat ini memiliki rasa yang khas, sehingga banyak yang menyukai. Penganan ini juga cocok untuk teman minuman dingin atau hangat.
Bagi yang berdomisili di wilayah Jakarta Selatan, tak salah jika sesekali mencoba mampir toko serabi yang terletak di Jalan Bango Raya nomor 59, Pondoklabu. Toko bernama Soerabi Emut Wae milik Ika (34) itu dibuka sejak tahun 2006.
Pembuatan menggunakan kayu bakar tetap dipertahankan untuk memperoleh rasa yang khas. Sedangkan untuk adonan kue tidak jauh berbeda dengan serabi lainnya, hanya dikreasikan dengan berbagai rasa. Soerabi Emut Wae menyediakan 49 varian rasa. Terdiri dari 26 soerabi manis (dengan kuah) dan 23 soerabi asin (tanpa kuah).
Ika menceritakan, pertama memulai usaha memang masih terlihat sepi. Namun kian hari semakin ramai. Ia melakukan promosi melalui pelanggan yang datang. "Pelanggan yang datang selalu saya kasih brosur, biar mereka kasih tahu teman-temannya," kenang ibu dua putra itu.
Sekarang toko serabi yang terletak di pinggir jalan tersebut dapat menjual 10 kilogram serabi per hari. Namun selama pemilihan umum baik legislatif maupun presiden, pendapatannya menurun sekitar 40 persen.
Ika selalu mencari kreasi baru untuk rasa serabinya. Permintaan pelanggan pun selalu ditampungnya dan dibuatnya. Jika terasa enak, maka akan disuguhkan ke pelanggan. Seperti rasa tapekong atau tape singkong, berawal karena banyak pelanggan yang pesan colenak. "Nama tapekong suami saya yang buat, banyak pelanggan yang tertawa dengar nama itu. Malah sekarang banyak yang memesan rasa itu," jelasnya.
Selain rasa khas yang ditawarkan, harganya pun cukup terjangkau. Untuk soerabi polos dan merupakan serabi termurah dijual seharga Rp 1200, sedangkan untuk yang termahal yaitu soerabi telor baso ayam sosis dengan harga Rp 7000. Soerabi lainnya antara Rp 1500-Rp 6000.
Meskipun hanya bertempat di ruangan sebesar 4x3 meter, namun pelayanannya cukup ramah. Soerabi Emut Wae juga menyajikan es kelapa muda yang cocok disantap dengan soerabi yang masih hangat. Penyajian soerabi yang langsung dibuat saat pelanggan memesan merupakan salah satu keistimewaannya. Namun masih ada beberapa keluhan dari pelanggan yang datang, yaitu tempat parkir yang kurang memadai.
Pada 7 Juli lalu, Ika mendapat piagam dari pelatihan pendampingan penerapan cara pengolahan makanan yang baik (CPMB) bagi UKM. Ia selalu berusaha menjaga kenyamanan pelanggannya. Ia juga menarima pesan antar dalam partai besar. Biasanya ibu-ibu pengajian yang banyak memesan. Saat ini banyak yang memesan rasa duren namun belum terealisasi. Rencananya Ika akan menyediakan rasa duren pada awal Ramadhan nanti.
sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar